Si Kembar WATU ONDO

Bagi beberapa orang yang sangat suka dengan wisata air terjun, tempat ini sangat layak untuk dikunjungi! Air terjun kembar WATU ONDO!

Di sebut sebagai air terjun kembar bukan karena bentuk dan ketinggiannya yang identik tapi karena dalam satu tempat terdapat dua air terjun sekaligus. Katanya di antara kedua air terjun ini terdapat gua Jepang, tapi saat itu saya tidak bisa melihat gua tersebut karena sudak tertutup semak dan rumput liar)


Air terjun kembar ini memiliki bentuk dan ketinggian yang berbeda. Yang di sebelah kiri memiliki ketinggian sekitar hampir 30 meter, lumayan lebih tinggi dari air terjun yang di sebelah kanan.


Watu Ondo


si kembaran Watu Ondo


Jalan menuju lokasi Watu Ondo bisa ditempuh dengan menyusuri jalan yang sama untuk menuju kawasan wisata pemandian air panas Cangar dan hanya perlu belok kiri sedikit saja (karena lokasinya memang cukup berdekatan) yang termasuk juga dalam kawasan wisata Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Sampai saat ini banyak orang yang hanya berwisata di Cangar tanpa tahu ada air terjun cantik ini.


Wilayah Watu Ondo kurang lebihnya berada di perbatasan antara Pacet-Mojokerto dan Batu-Malang. Sekalipun berkelok curam, jalan utama menuju Watu Ondo sudah diaspal semua. Barulah ketika kita berada di tempat parkir, kita bisa melihat tanah berwarna coklat yang juga merupakan bagian taman kecil dengan satu kamar mandi untuk keperluan pengunjung.



Jalan setapak menuju air terjun



Kurang dari lima meter dari tempat parkir, kita bisa langsung turun menyusuri jalan setapak rapi berupa susunan tangga dari batu yang relatif mudah dilalui. Tapi kalau musim hujan, cukup licin dan mudah membuat kita terpeleset kalau tidak berhati-hati.

Jalan turun menuju air terjun memang realtif jauh tapi tidak akan membuat kita terlalu letih dan terengah-engah.

Di tempat ini tidak ada pedagang yang menjual makanan ataupun minuman, tapi kita tidak perlu repot karena kita bisa membeli makanan dan minuman di sekitar pintu masuk Cangar yang rata-rata dijual lebih mahal Rp 1000,- sd Rp 2000,- dari harga di kota. Hehehehehehe.. lumayan..

Si Kembar ini berada di lembah atau bisa juga dibilang lereng jurang Gunung Welirang sehingga waktu paling tepat untung datang adalah tengah hari, sebab jika terlalu pagi kawasan ini masih tertutup kabut tebal.

Maksimal jam empat sore, kita juga harus segera beranjak karena kabut juga sudah kembali turun ke tempat ini. Dan memang wisata air terjun Watu Ondo sudah ditutup jam empat sore. Tapi saya percaya keindahan Watu Ondo dapat membuat kita lupa waktu, jadi jangan lupa bawa jam ... hehehe

Satu lagiiiiiii ........, kalau beruntung kita akan melihat segerombolan kera hitam bergantungan di pepohonan di sekitar air terjun ini.

Anda penasaran??!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nama Unik Harga Menarik

HARGA HANCUR ?!


Hehehehe... waktu saya jalan-jalan di pasar malam sekitar Gading Fajar, mata saya tertuju pada sebuah stan baju yang namanya itu menggelitik rasa penasaran saya.


"Hah?? Harga hancur?!" Rasa ingin tahu saya spontan mendorong kaki ini untuk menghampiri stan tersebut. Hmmmm... harga baju dan celana dipatok mulai Rp 5.000,- sd. Rp 35.000,-


Tidak sabar saya menghampiri pemilik toko dan bertanya ini itu dan... melihat-lihat tentunya.


Keheranan saya tentang nama stan juga terjawab seketika saat pemilik stan bercerita darimana dia mendapatkan inspirasi nama "HARGA HANCUR" itu.

Dari pengakuan pemilik stan, dia membutuhkan waktu beberapa saat untuk berdoa kepada Tuhan dan minta hikmat tentang apa yang harus dia lakukan terhadap stan-nya yang sempat sepi.


Kemudian Tuhan memberinya inspirasi bahwa nama yang unik akan menarik minat pembeli untuk datang. Maka terbukti sejak nama itu dipakai, stan miliknya mulai ramai dikunjungi orang.


Heehehehehehehehhehehe.... Anda penasaran?? Silahkan datang segera dan beli sebanyak-banyaknya!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SONGA RAFTING

NO

PRODUK

PAKET

HARGA

PESERTA

FASILITAS

1

Rafting

Incredible Trip (Trip Bawah)

1. Internasional


2. Domestik


Rp.400.000/Pax

Rp.189.000/Pax

min 5 pax

*Welcome drink

*Transportasi local Guide + rescue TEAM

*Perlengkapan standart

*Snack & kelapa muda

*Makan siang

*Asuransi

*Rafting trip 9,5 km

Beautiful Trip (Trip Atas)

Rp.219.000/Pax

min 5 pax

*Rafting trip 12 km

*Fasilitas adventure trip

Expedition Trip (Full Trip)

Rp.550.000/Pax

min 10 pax

*Rafting trip 27 km

*Fasilitas adventure trip

*Nutrisi tambahan

2

Outdoor Cottage

Menginap di outdoor cottage

Rp. 50.000/Pax

min 5 pax

*Akomodasi

*Breakfast

3

Outbond

Sinergy of Management, Adventure and Recreation (SMART) Program (3 hari 2 malam)

Rp.950.000/Pax

min 30 pax

*Akomodasi (cottage / tenda)

*Konsumsi &Snack

*Perlengkapan Outdoor

*Rafting (fasilitas lengkap)

*Asuransi

*Sertifikat

*Evaluation report

Combine of Adventure and Recreation (CARE) Program (2 hari 1 malam)

Rp.750.000/Pax

CARE Program (1 hari)

Rp.450.000/Pax

4

Paint Ball

War Game / Combat Game

Rp.150.000/Pax

min 20 pax

*Senjata (semi otomatis)

*Helm & masker

*Pakaian loreng

*Peluru 30 butir

*Air mineral

5

Customer Customize

Program sesuai dengan permintaan customer

6

Fasilitas tambahan

Bus pariwisata (AC, Rec.42 Seat)

Minibus (AC, 25 Seat)

Mobil keluarga (AC, 10 Seat)

Kambing Guling

Api Unggun

Electone + Penyanyi

Tambahan Makan (1 kali)

Tambahan Snack (1 kali)

Rp.2.000.000/hari

Rp.1.600.000/hari

Rp.1.000.000/hari

Rp.1.500.000/hari

Rp. 150.000/paket

Rp.1.500.000/paket

Rp. 20.000/pax

Rp. 8.000/pax

Untuk Info lebih lanjut silahkan menghubungi :

AI MIDAS Tour & Travel – Taman Pinang Indah / F1 No.03 Sidoarjo 61213

aimidastour@yahoo.co.id - (031)8962273 / 08885756929

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GUNUNG KELUD

Gunung yang satu ini memiliki pesona keindahan yang tidak kalah dengan beberapa gunung lainnya, yang mungkin pernah Anda kunjungi.

Ya, Gunung Kelud! Salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur.

Setahu saya dari berita yang saya baca di salah satu media ternama, secara admistratif, aset wisata dan wilayah gunung ini merupakan milik Blitar di bawah tanggung jawab Pemkab Blitar - Jawa Timur, namun pengelolaan dan pengembangannya secara serius dilakukan oleh Pemkab Kediri - Jawa Timur.

Hal ini sempat menimbulkan sengketa antara Pemkab Blitar dengan Pemkab Kediri yang membuat Kemendagri turun tangan dalam penyelesaiannya.

Hehehehehe... Okay, gunung Kelud memang merupakan objek wisata yang indah dan potensial, tapi seertinya memang lebih enak kalau kita membahas keindahannya daripada masalahnya... betul... betul... betul?!

Akses menuju lokasi Kelud bisa dikatakan hampir tidak ada kesulitan berarti selain kendaraan yang harus fit serta pengemudi yang harus fokus karena jalanan yang menanjak dan berkelok.

Selebihnya adalah kemudahan-kemudahan yang bisa kita jumpai. Jalannya sudah diaspal semua! Nyaris mulus! Bisa dikatakan bahwa gunung kelud itu benar-benar tempat wisata, bukan tempat petualangan medan ekstrim.

Waktu yang paling nyaman untuk berkunjung ke sana adalah pagi hari. Sekitar jam sembilan pagi saya sampai di lokasi dan cukup satu hari yang saya perlukan untuk menjelajahi gunung ini.

Wow .. tempat parkirnya luas dan beraspal juga! Ada banyak tempat makan, ada hiburan rakyat dan yang terpenting fasilitas kamar mandi umum juga tersedia di sini. Tapi jelas tidak ada penginapan di sekitarnya (mungkin karena gunung ini masih aktif dan berbahaya kalau sewaktu-waktu meletus). Jadi buat Anda yang mau menginap, Anda bisa menginap di desa terdekat atau di kota terdekat di wilayah Blitar maupun Kediri yang bertetangga. Jangan takut kejauhan!

Dari tempat parkir kita bisa berjalan menyusur terowongan sepanjang beberapa meter menuju kaldera utama (saya lupa bawa meteran... hhihihiihi). Di beberapa titik terdapat tangga dari semen yang sengaja dibangun untuk memudahkan wisatawan menyusur naik ke puncak kaldera. Bahkan ada tangga turun menuju area danau kawah.

Dulu di tengah kawah gunung kelud ada danau yang cantik berwarna hijau dan berair panas, danau inilah yang disebut danau kawah.

Tapi setelah gunung ini demam tinggi dan batuk-batuk pada tahun 2007 genangan air danau itu berangsur hilang seiring dengan munculnya kubah lava dari tengah danau itu.

Kubah lava itu hari demi hari semakin meninggi dan mengeluarkan asap putih. Orang-orang menyebut kubah lava ini dengan nama "Baby Kelud".

Gambar diatas adalah foto Baby Kelud yang sedang berasap.

Bagi saya, gunung Kelud merupakan tempat wisata plus plus. Artinya, saya tidak hanya melihat gunung saja. Ada sungai air panas yang mengandung belerang.

Sungai yang saking panas nya hingga selalu mengelurkan asap putih itu membuat kita harus berhati-hati memilih tempat yang cukup hangat untuk memijakkan kaki. Kandungan belerang membuat bebatuan di sekitar sungai ini berwara unik dan semakin menarik untuk dipandang!













Selain itu ada sarana flying fox di sekitar tempat parkir dan bagi yang suka memanjat tebing, ada tebing khusus yang diperuntukkan bagi para pemanjat tebing. Tapi saya belum mencobanya sendiri.... Anda tertarik?! Silahkan mencoba!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pulau KEMARAU

Hmm.. mengingat kembali perjalanan ke pulau kecil di wilayah sungai Musi - Palembang yang lebih tepatnya merupakan delta sungai Musi. Namanya adalah Pulau Kemarau. Penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan "Pulo Kemaro" atau juga disebut "Pulo Terapung".

Tempatnya tidak terlalu jauh dari jembatan Ampera - sungai Musi. Jadi, kalau sudah ke Ampera, nanggung rasanya kalau tidak mampir ke pulau ini. Jarak yang ditempuh hanya sekitar 15-30 menit dengan biaya murah menggunakan "kethek", perahu kecil bermotor.

Konon katanya disebut "pulau terapung" karena saat air sungai Musi sedang pasang, tepian pulau ini tidak tergenang, kalaupun airnya surut tepian pulau ini juga tidak pernah mengering. Selalu terlihat sama. Bahkan karena tidak pernah tenggelam dan selalu kering saat air sungai pasang membuat pulau ini juga disebut "pulau kemarau".

Menurut legenda setempat, pulau kemarau terbentuk dari onggokan tanah yang muncul dari lokasi tenggelamnya sepasang kekasih, yaitu bangsawan Tiongkok bernama Tan Bun An dan putri kerajaan di Palembang bernama Siti Fatimah (putri raja Sriwijaya) yang dipinangnya.

Perahu Tan Bun An ditenggelamkannya beserta muatan-muatannya karena Tan Bun An mengira perahu itu hanya berisi sayuran, padahal semula Tan Bun An berencana mempersembahkan upeti uang emas kepada raja dan putri.

Ketika semua muatan perahu dibuang barulah Tan Bun An tahu memang ada uang emas di antara sayuran itu. Diapun menyesal dan berusaha mengumpulkannya kembali, sayang Tan Bun An juga tenggelam. Siti Fatimah sedih dan mencari Tan Bun An yang tak kunjung muncul ke permukaan. Siti Fatimah terjun ke sungai dan akhirnya juga mati tenggelam.

Setiap perayaan Cap Go Me, pulau ini ramai dikunjungi para etnis Tiong Hoa untuk sembahyang. Bukan hanya dari Palembang tapi dari berbagai penjuru daerah. Tidak kalah banyak juga orang-orang yang datang untuk sekedar jalan-jalan menikmati suasana. Maklumlah, suasana di sana sangat menyenangkan.

Anda Penasaran?! Ayo buktikan saja dengan berkunjung ke sana!

Selain itu jangan lupa! Sepulang dari pulau Kemarau, kalau waktunya cocok, khusus bagi yang suka memancing kita bisa singgah mancing di sungai Musi. Kita bisa mendapatkan ikan patin besar di sana :)



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Petirtaan JOLOTUNDO


Minggu kemarin kami (keluarga Ai Midas) memanfaatkan liburan singkat pergi ke Jolotundo.

Berada di kawasan desa Seloliman - Trawas - Mojokerto - Jawa Timur. Tepatnya di kaki gunung Penanggungan.

Jolotundo merupakan kawasan wisata yang berhawa sejuk dengan suasana yang nyaman.

Perjalanan yang di tempuh lumayan singkat. Sekalipun ada beberapa jalan yang rusak tapi relatif mudah dilalui. Hanya saja mendekati pintu masuk, jalan semakin menanjak dan membuat motor harus "bekerja keras"....... hehehehe, liburan yang benar-benar seru!!

Jolotundo merupakan situs candi yang di bangun oleh Raja Udayana (Bali) yang menikah dengan Putri Mahendradatta, saudari dari Raja Dharmawangsa Teguh yang memerintah Kerajaan Medang (Jawa Timur).

Raja Udayana membangun Jolotundo sebagai hadiah kelahiran putra-nya yang kelak menjadi raja bernama Airlangga yang mendirikan kerajaan Kahuripan di wilayah Penanggungan. Yang nantinya, melalui proses sejarah yang panjang kerajaan Kahuripan ini menjadi bagian wilayah kekuasaan Majapahit.

Candi ini merupakan candi Hindu yang dibangun pada sekitar abad ke sembilan masehi dengan susunan batu andesit yang rapi dan pahatan yang halus membentuk sebuah kolam besar seluas kira-kira 1.180 m2.

Uniknya terdapat banyak lubang pancuran yang mengeluarkan air murni dari sumber air Penanggungan pada dinding-dinding candi. Pancuran ini tidak pernah berhenti mengeluarkan air sekalipun musim kemarau berlangsung.

Kolam candi Jolotundo tersusun seperti tiga tingkatan. Tingkat yang paling bawah berisi berbagai macam ikan liar yang entah mulai kapan sudah berada di tempat itu. Tidak ada pengunjung yang berani mengambil ikan-ikan gemuk ini.

Di bagian kiri dan kanan tingkat pertama ini ada batu yang sengaja disusun berbaris sebagai jalan menuju bilik mandi. Masing-masing bilik mandi ini terpisah antara bilik mandi laki-laki (timur) dan perempuan (barat) yang posisi keduanya lebih tinggi dari kolam ikan.

Di tengah-tengah antara bilik mandi itu ada tempat yang lebih tinggi lagi berupa tempat yang biasa dipakai oleh orang-orang untuk semadi di hari-hari tertentu.

Di bagian paling atas di balik candi utama ini ada susunan batu besar yang di bawahnya terdapat banyak sesaji. Jadi saya menyimpulkan, selain di bangunan candi tadi banyak juga orang yang bersemadi di depan batu besar ini. Ada bau dupa yang bertebaran dan harum.

Selain candi utama, di sebelah tenggara ada beberapa bongkahan batu-batu candi yang tersusun rapi. saya penasaran bagaimana dulu bentuknya. Mungkin saja susunan aslinya dulu rusak karena berbagai sebab alam atau usia.

Sayang sekali, saya berusaha membayangkan bentuk candi yang hancur itu dan tetap belum menemukan gambaran jelasnya.

Persis di depan bongkahan-bongkahan batu itu ada bebarapa yang dikonstruksi ulang, dan tetap saja belum jelas bentuknya. Tapi tetap indah dipandang.


Air yang mengucur dari petirtaan Jolotundo ini merupakan air yang murni, menurut beberapa sumber yang saya baca, beberapa ahli sudah melakukan penelitian di tempat ini dan menyatakan air di situs Jolotundo merupakan air murni yang terbaik peringkat ke tiga di dunia. Tidak heran ada banyak tempat air yang sengaja disiapkan untuk dijual kepada wisatawan yang ingin membawa pulang air Jolotundo sebagai oleh-oleh.

Alih-alih membuktikan kebenaran cerita tersebut saya meminum air yang keluar dari pancurannya, dan rasanya memang sangat segar. Airnya sangat jernih. Sama sekali tidak ada kotoran-nya dan benar-benar membuat saya ingin terus meminumnya.

Selain minum air yang murni dan segar, belum lengkap rasanya kalau kunjungan ke Jolotundo ini dilewatkan begitu saja tanpa mandi di situ.

Kami masuk ke bilik mandi yang tersedia dan mandi dengan air sumber yang langsung keluar dari pancuran bilik. Rasanya.....wooooooow.....segar sekali. Semua rasa lelah hilang seketika. Kesejukannya benar-benar luar biasa.

Hmmm, mandi dengan air yang terbaik memang memiliki sensasi yang berbeda. TAPI, jangan mandi di bilik candi dengan menggunakan sabun ya, karena bisa merusak lingkungan di sekitarnya juga meracuni ikan-ikan yang ada di kolam bawah.

Banyak orang percaya air di petirtaan Jolotundo ini bisa menjadikan awet muda! Bahkan ada yang sengaja "ngalap berkah" di tempat ini. Konon tempat ini juga dipercaya sebagai tempat Raja Airlangga bertapa. Sehingga dipercaya pula merupakan tempat sakral dengan energi magis yang tinggi. Banyak orang percaya keinginan mereka bisa terkabul dengan mudah kalau semadi ataupun berdoa di sana.

Apapun tujuannya, Jolotundo memang adalah tempat wisata yang nyaman dan menarik!





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"danau dua rasa"

Jauh di pedalaman Kalimantan Timur sana, terbentanglah Danau Labuan Cermin atau "danau dua rasa". Danau bening ini istimewa karena memiliki laut di dasarnya. Laut di dasar danau? Benar, danau ini memiliki aliran air asin yang hanya ada di bagian bawah danau.


Labuan Cermin terletak di Kecamatan Biduk-biduk, Kalimantan Timur. Jika dilihat di peta, letaknya tepat di punggung hidung Kalimantan. Tempat ini bisa ditempuh dalam tiga jam perjalanan laut dari Derawan.

Bagian atas Danau Labuan Cermin berisi air tawar seperti danau pada umumnya. Namun beberapa meter di bawahnya terdapat aliran air asin. Anehnya, kedua jenis air ini tidak tercampur. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa air laut dan air tawar dipisahkan oleh lapisan serupa awan.

Belum ada yang melakukan penelitian di daerah ini sehingga terbentuknya fenomena ini masih menjadi misteri.

Lapisan keruh berwarna putih itu diduga hasil pembusukan organisme dasar labuhan yang terperangkap dan tak bisa pergi. Dua jenis air di danau ini juga menghadirkan organisme dari dua dunia. Ikan air tawar hidup di permukaan, sedangkan ikan air laut bisa ditemukan di dasar danau.

Saat saya kesana, kebetulan lapisan air tawar sedang tipis. Awak kapal menyelam dan sempat mencicipi air asin di kedalaman sekitar dua meter. Rupanya ketebalan lapisan air tawar dan air asin bisa berubah sesuai dengan pasang-surut air laut.

Danau mungil ini dikelilingi hutan dan ada tebing menjulang tinggi di salah satu sisinya. Sambil berenang kami disuguhi musik hutan — suara burung dan serangga. Tak mengherankan jika danau ini diberi nama Labuan Cermin: airnya jernih sekali sampai orang bisa bercermin di atasnya. Arus di beberapa tempat cukup kuat dan mudah menyeret orang yang tak bisa berenang.

Untuk menuju tempat ini kami harus menumpang sampan nelayan dan melewati perjalanan selama 15 menit, menembus semak bakau dan hutan. Hutan itu masih dihuni aneka binatang liar seperti monyet, bekantan, berang-berang dan beruang madu.

Karena jaraknya cukup jauh dari kota, jarang atau hampir tidak ada turis yang berkunjung ke sini. Tempat ini hanya dikenal oleh orang-orang lokal dari sekitar daerah itu. Fasilitas dan prasarana pun masih seadanya. Tempat kami menginap adalah sebuah Pusat Informasi Nelayan (PIN) binaan The Nature Conservancy, lembaga pegiat pelestarian lingkungan yang mengundang saya mengunjungi tempat ini.

PIN berbentuk rumah panggung di tepi muara sebuah sungai, hanya beberapa ratus meter dari laut. Rumah itu punya semacam dermaga kecil tempat menambatkan perahu. Sungai di depan PIN berair payau. Kadar keasinannya tergantung pada pasang-surut air laut. Ketika laut surut, sungai berubah menjadi sangat jernih sehingga dasarnya dapat dilihat dengan jelas.


Dari beranda kita bisa melihat ikan berseliweran. Ardi, anak nelayan yang suka bermain di PIN menjelaskan pada kami jenis-jenis ikan itu. Ada ikan yang banyak durinya, ada ikan yang menyengat dan ikan yang bertubuh pipih panjang. Tak hanya dikunjungi oleh para nelayan, PIN juga menjadi tempat berkumpul anak-anak nelayan yang hendak menonton film tentang kehidupan laut atau membaca koleksi perpustakaan.

Hari mulai gelap saat beberapa nelayan berangkat melaut. Adapun kami menghabiskan malam dengan minum kopi di beranda dan menatap air sungai dan bulan nyaris purnama. Suasana damai yang tak bisa ditemui di kota.

sumber >> http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/67-danau-dua-rasa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS